weLcoMe tO juLie'S wOrLd

thank you for visiting my blog...have a good time and enjoy it!! ^-^

Sunday, April 19, 2009

Hadiah Natal bagi seorang tua

Ini cerita seorang ibu ketika ia dan
keluarganya makan malam di sebuah restoran kecil tak jauh dari rumahnya pada
Hari Natal.

Nancy

, ibu itu, menuturkan: Kami hanya
satu-satunya keluarga yang membawa anak kecil di restoran itu. Saya dudukkan
Erik di bangku tinggi dan ia makan. Tiba-tiba Erik melihat ke suatu arah dan dengan
riang berkata, “Halo”.

Saya melihat ke arah Erik
memandang.

Ada

seorang laki-laki tua dengan pakaian kotor, berdebu
dan usang di situ. Rambutnya tampak kotor dan tidak disisir. Kami agak jauh
dari dia hingga tidak mencium bau apapun tetapi saya yakin ia berbau. Orang itu
melambaikan tangannya pada Erik dan sambil tersenyum berkata, “Halo anak manis,
senang melihatmu.”

Suami saya dan saya
bertukar pandang, “Apa yang akan kita lakukan?”

Erik tetap tertawa dan
menjawab,”Halo, halo!” Setiap orang di restoran itu melihat pada kami dan orang
itu. Orang itu telah menciptakan suasana tidak enak pada kami. Erik tampak
senang dan tertawa-tawa ketika orang itu bermain “ciluk, ba!” dengannya.

Tak ada orang berpikir
bahwa ia orang baik. Ia jelas mabuk. Suami saya dan saya malu. Kami makan
dengan tidak berkata apa-apa. Hanya Erik yang tetap ceria.

Akhirnya kami selesai makan
dan berjalan menuju pintu. Suami saya menuju kasir untuk membayar dan meminta
saya menunggu di tempat parkir. Orang tua itu berdiri di antara saya dan pintu.
“Tuhan, biarkan kami keluar sebelum dia berbicara pada kami,” saya berdoa.
Ketika melewati orang itu saya memutar badan membelakangi dia agar tidak
mencium bau tak sedap yang mungkin ada padanya. Tetapi ketika saya melakukan
itu Erik, yang sedang saya gendong, justeru merentangkan kedua tangannya ke
arah dia. Sebelum saya dapat mencegahnya, ia sudah berada di pelukan orang itu.
Saat itu seorang tua yang kotor dan bau dan seorang anak kecil berada dalam
relasi saling mengasihi.

Erik menaruh kepalanya di
bahu orang itu. Mata orang tua itu tertutup, dan saya melihat airmata mengalir
membasahi pipinya. Tangannya yang kasar menepuk-nepuk bagian belakang Erik.
Saya berdiri bengong. Orang tua itu membuai-buai Erik sebentar dalam
pelukannya, kemudian ia memandang saya.

Dia berkata pada saya
dengan nada tegas, “Peliharalah anak ini dengan baik.” Saya yang mulai dapat
menguasai diri menjawab, “Akan saya lakukan.” Dia mengembalikan Erik sambil
berkata, “Tuhan memberkati Anda, Nyonya. Anda telah memberikan hadiah

Natal

yang indah bagi saya.”

Saya hanya mengucapkan
“Terima kasih.” Dengan menggendong Erik saya lari ke mobil. Suami saya heran
mengapa saya menangis dan memeluk Erik erat-erat dan mengapa saya berkata
berulang-ulang, “Tuhanku, Tuhanku, ampunilah aku.” Saya baru saja menyaksikan
kasih Kristus melalui seorang anak kecil yang tidak mengenal dosa, yang tidak
memiliki prasangka buruk, seorang anak yang melihat sebuah jiwa, dan seorang
ibu yang hanya melihat pada pakaian.

Saya adalah seorang Kristen
yang buta, menggendong seorang anak yang melihat, saya merasa seperti Tuhan
bertanya – “Bolehkan saya meminjam anakmu sebentar?”, sementara Ia memberikan
AnakNya untuk keselamatan kekal bagi kita semua.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home