Kupu-kupu dan kepompongnya

Seorang laki-laki menemukan sebuah
kepompong yang akan menjadi kupu-kupu. Suatu hari terlihat sebuah lubang kecil
pada kepompong itu. Laki-laki itu duduk dan melihat kupu-kupu itu berjuang beberapa
jam agar dapat keluar dari lubang di kepompong itu. Tampaknya ia sudah tak
berdaya dan tak dapat bergerak maju lagi.

Laki-laki itu memutuskan untuk membantu kupu-kupu itu, ia
mengambil gunting dan membuka kepompong itu. Kupu-kupu itu keluar dengan mudah.
Tetapi tubuhnya tampak gembung dan sayapnya layu. Orang itu memperhatikan
kupu-kupu itu dan mengharapkan sewaktu-waktu sayapnya akan berkembang dan
tubuhnya mengecil. Tetapi itu tidak terjadi! Kupu-kupu itu hanya mampu hidup
dengan merangkak dengan tubuh yang gembung dan sayap yang layu. Ia tak mampu
terbang. Laki-laki itu tidak tahu bahwa perjuangan yang dilakukan kupu-kupu itu
untuk keluar dari kepompong adalah cara Tuhan untuk memaksa cairan dalam tubuh
kupu-kupu itu masuk ke sayapnya hingga ketika ia keluar dari kepompong maka ia
siap untuk terbang. Kadang-kadang perjuangan memang diperlukan dalam hidup
kita. Bila Tuhan membolehkan kita menempuh hidup tanpa halangan apapun, ia akan
membuat kita lemah tak berdaya. Kita tak dapat menjadi kuat sebagaimana
seharusnya. Kita tak akan pernah bisa “terbang”.

Yakobus 1:2-4–Saudara-saudaraku, anggaplah
sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai
pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan
ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya
kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

Ingatlah, kesulitan yang menghadang
tidak akan melebihi kekuatanmu!

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah
setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui
kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,
sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13)