weLcoMe tO juLie'S wOrLd

thank you for visiting my blog...have a good time and enjoy it!! ^-^

Sunday, April 19, 2009

Bersyukur dan berbahagia

Selalu bersyukur akan membuat kita bahagia. Beberapa cerita
berikut ini menggambarkannya…

Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada sopir
pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si sopir menjawab,
"Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai." Merasa penasaran
dengan
jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa
begitu yakin?"
Supirnya menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya tak
selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai
apapun yang saya dapatkan".

Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Syukur merupakan
kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa
diliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak
bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang
dan tak bahagia.

Ada

dua hal yang sering membuat kita
tak bersyukur.

Pertama, kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan
pada apa yang kita miliki. Katakanlah Anda sudah memiliki sebuah rumah,
kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tapi Anda masih
merasa kurang.

Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu
terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan
yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak
mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah
mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak
puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang
kita miliki kita tak pernah menjadi "kaya" dalam arti yang
sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang "kaya". Orang yang
"kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang
dapat
menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita
memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan
tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa
yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda,
pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya
hidup.

Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan
orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.

Seorang pengarang pernah mengatakan, "Menikahlah dengan orang yang Anda
cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi." Ini perwujudan
rasa syukur.

Ada

cerita menarik mengenai seorang
kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah
lama rusak. Suatu sore ia
melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu
juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan
membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang
lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih
pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya
dari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari
rumput di pekarangan sendiri.

Ada

cerita menarik mengenai dua pasien
rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil
menggumam, "Lulu, Lulu."

Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini.
Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak
oleh Lulu." Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia
terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di
tembok dan berteriak, "Lulu, Lulu". "Orang ini juga punya
masalah dengan
Lulu?" tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang
akhirnya menikah dengan Lulu."

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita
miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.

Cerita terakhir adalah mengenai seorang ibu yang sedang terapung di laut
karena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapa
demikian, ia menjawab, "Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama
sudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau berhasil
selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua
saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena
saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga."540678076_5f8515acf2_m_5

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home