ini baru sahabat….
Keluar dari tungku perapian perang
ada
banyak kisah nyata tentang persahabatan
yang bersifat pengorbanan. Salah satu
cerita seperti itu mengisahkan dua
orang
sahabat dalam Perang Dunia I, yang
tidak
terpisahkan.
Mereka mendaftar bersama-sama, berlatih
bersama-sama, berlayar keluar negeri
bersama-sama & berkelahi berdampingan
di
parit-parit. Selama suatu serangan,
salah satunya terluka secara kritis di
sebuah
medan
yang penuh dengan
rintangan
kawat berduri, dan ia tidak mampu
merangkak kembali ke lubang
perlindungan.
Seluruh area itu berada di bawah
tembakan bersilangan musuh yang
meremukkan, dan itu berarti bunuh diri
untuk berusaha mencapainya. Namun
sahabatnya memutuskan untuk berusaha.
Sebelum ia dapat keluar dari paritnya
sendiri, sersannya menariknya kembali
ke
dalam dan memerintahkannya jangan
keluar. “Sudah terlambat. Kamu tidak
dapat melakukan kebaikan apapun demi
dia, dan kamu hanya akan membuat dirimu
terbunuh.”
Beberapa menit kemudian, perwira
tersebut membalikan badannya, dan
cepat-cepat orang itu pergi menyusul
sahabatnya. Beberapa menit kemudian, ia
sempoyongan kembali, terluka sekarat,
bersama dengan sahabatnya di tangannya,
yang sudah mati. Sersannya marah dan
sangat terharu. “Betapa sia-sia,” ia
berkata tanpa berpikir lagi. “Ia telah
mati dan kamu sekarat. Ini tidak
pantas.”
Dengan napas terakhirnya, orang yang
sekarat itu menjawab, “Memang sersan.
Ketika saya datang kepadanya,
satu-satunya hal yang dia ucapkan
adalah, ‘Aku tahu kamu pasti datang.
Jim!’”
Salah satu tanda dari seorang sahabat
sejati adalah bahwa dia ada di
sana
ketika ada setiap alasan baginya untuk
tidak ada di
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home